Archive for 2011

Apa yang Salah dari Ideologi?

Senin, 28 Maret 2011 » 0

Indonesia adalah sebuah negara dengan beragam ideologi yang mewarnai kehidupan rakyatnya. Keberagaman ideologi yang kemudian menjadi permasalahan dengan mengangkat satu dua ideologi yang “disalahkan” dengan menggunakan “pembenaran” atas ideologi yang lain. Sebenarnya apa yang salah dari sebuah ideologi toh ideologi tak akan pernah bisa dihapus. Mengingat definisi dari Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).

Masih tidak bisa berpikir jernih apabila mengaitkan kesalahan ideologi hanya karena kesalahan satu dua organisasi yang salah dalam menerapkan sebuah pemahaman ideologi dalam kultur kehidupan masyarakatnya. Lebih busuk lagi manakala pengaitan kesalahan ideologi itu akibat pembelokan sejarah yang tidak bisa lagi diluruskan akibat ulah dari penguasa demi mempertahakankan kekuasaan absolutnya. Pembelokan sejarah yang diiringi pembungkaman pola pikir serta ide cerdas bahkan cenderung juga pencucian otak dengan menggunakan media-media yang menjadi makanan sehari-hari masyarakatnya. Akibatnya tidak akan pernah terjadi pelurusan sejarah karena generasi mudanya tidak diperbolehkan untuk mengupas serta mengetahui kajian sejarah yang sebenar-benarnya.

Kehidupan asasi manusia adalah mata air lahirnya sebuah ideologi. Ideologi dibentuk melalui pengalaman, hubungan sosial dan status dalam masyarakat. Dan hal inilah yang bersifat abstrak serta hanya tersimpan dalam benak. Ideologi adalah kepemilikan dari masing-masing individu, bukan kepemilikan dari negara maupun organisasi, meski hal terakhir juga tidak bisa disalahkan begitu saja. Sebaliknya, kesalahan dari salah satu dua manusia yang menanamkan ideologi di benaknya tidak bisa disebut sebagai kesalahan ideologi secara keseluruhan.

Perbedaan ideologi adalah sebuah hal yang lumrah, mengingat setiap manusia mempunyai perbedaan pada dasar hakikinya. Namun manakala perbedaan ideologi (yang diakibatkan kesalahan segelintir manusia atau akibat pembelokan sejarah) dijadikan sebagai akar permasalahan yang harus dihabisi, maka ini menjadi sebuah pemahaman yang salah dalam memahami perbedaan ideologi tersebut. Ideologi bukan sebuah benda warisan yang bisa dipaksakan kepemilikannya dari satu orang ke orang lain. Hak manusia untuk memiliki ideologi berdasarkan kehidupan asasi yang membentuknya. Maka jika menggunakan ideologi A sebagai legitimasi untuk pemberangusan terhadap ideologi B maka itu adalah sebuah usaha yang bagi saya merupakan usaha yang aneh dan sia-sia. Lalu ketika hal itu dijadikan legitimasi untuk pengambilan nyawa manusia, maka ini menjadi sebuah pembelokan atas pemahaman ideologi itu sendiri. Dalam arti lain mengambil secara paksa hak asasi manusia secara sepihak pula.

Maka menjadi keheranan yang sedemikian rupa apabila dewasa ini, masih saja manusia-manusia kerap mengatasnamakan ideologi salah satu yang diamini dan diyakini untuk menghilangkan ideologi lain yang sebenarnya sudah tumbuh subur sejak dahulu kala. Hal yang kemudian berubah menjadi miris dan ngeri manakala itu dilakukan dengan membunuh dan membunuh serta membunuh, dengan mengatasnamakan ideologi satunya. Apakah ideologi bisa mempunyai salah? Apabila memang ada orang-orangnya yang salah, apakah kesalahan tersebut merupakan kesalahan dari ideologi yang kemudian bisa begitu saja diwariskan? Bagaimana dengan kita yang membunuh, apakah hal yang demikian tidak dianggap sebagai sebuah kesalahan ideologi? Atau kita sendiri tengah mengalami krisis ideologi?

sumber:  

sakisaku