tag:blogger.com,1999:blog-18359382834641484172024-03-04T23:12:24.829-08:00under the braintidak ada yang istimewa dalam blog ini selain daripada hanya sebuah media untuk mengkonversi apa yang menjadi pikiran di dalam otak tengahPlenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-77384849151233644412013-08-12T02:59:00.000-07:002013-08-12T03:02:38.546-07:00Kuasailah Media, Maka Kau Akan Menguasai Dunia<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-ViASLg-Xyl1OHROJ4QCXD8F_H2-YycflCJl4Cy16GrAP4_2U-AGd4EZwtmfQXLDtSQr-0o-i4Uy31epBoZD9xjmG9QInKmqH0OHtho9IHVuFHNtNi0o1Cy79vFGtfZ4pNXQL0UT3yUw/s1600/Foto+Ilustrasi+Media+vs+Kepentingan+Pemilik+Sumber+www.analisadaily.com.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-ViASLg-Xyl1OHROJ4QCXD8F_H2-YycflCJl4Cy16GrAP4_2U-AGd4EZwtmfQXLDtSQr-0o-i4Uy31epBoZD9xjmG9QInKmqH0OHtho9IHVuFHNtNi0o1Cy79vFGtfZ4pNXQL0UT3yUw/s400/Foto+Ilustrasi+Media+vs+Kepentingan+Pemilik+Sumber+www.analisadaily.com.gif" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source: Foto Ilustrasi: Media vs Kepentingan Pemilik <b>(Sumber www.analisadaily.com)</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhir-akhir ini banyak dijumpai grup dan forum diskusi di beberapa media, baik itu jejaring sosial, blog pribadi, situs berita online hingga web-web lintas agama dan politik. Lalu apa masalahnya? Seringnya dijumpai diskusi itu berlangsung padat dan penuh emosional. Apalagi ketika mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan politik dan SARA. Tak jarang bahkan para user yang berkomentar saling mengumpat dan melontarkan kata-kata kasar. Hal yang terkadang membuat tak nyaman bagi pembaca lain yang hanya sekedar ingin membaca jadi emosi dan ikut mengomentari. Alhasil, konten yang seyogyanya bisa menjadi ajang diskusi lumrah, bisa berubah menjadi kontes saling ejek, saling olok, saling umpat, caci dan saling menjatuhkan. Terlebih mereka yang kurang mengetahui etika berkomentar.<br />
<br />
Tapi jangan salah, apa benar semua itu murni kesalahan dari user yang berkomentar? Belum tentu. Dari sekian banyak situs internet yang saya baca, cenderung menggunakan bahasa-bahasa yang <i>ambigu</i>. Mungkin bagi si pengelola situs tersebut diupayakan sebagai daya tarik. Tapi bisa juga berefek menjadi propaganda tertentu dan bahkan menjadi ajang provokasi <i>kontra-produktif</i>. Apalagi situs-situs internet yang bertendensi politis dan agama. Meskipun hal itu tidak bisa juga dipukul rata, dalam arti ada juga situs-situs internet yang berhaluan netral. Tapi itu hanya sedikit. Lebih banyak media-media tersebut merupakan ajang propaganda dan provokasi yang memang merupakan “pesanan” beberapa pihak tertentu.<br />
<a name='more'></a><br />
Sebenarnya sejarah awal mula media massa adalah sebagai alat pergerakan yang membangkitkan kesadaran masyarakat yang pada waktu itu minim saluran informasi, dan “memprovokasi” meraka untuk berjuang melawan ketidakadilan. Sama-sama provokasi, namun tujuannya sangat jauh berbeda. Jika dahulu media dipakai untuk melawan <i>“korporasi”</i>, sekarang media telah menjadi <i>“korporasi”</i> itu sendiri, sehingga pemberitaan-pemberitaan yang <i>"kontra-produktif"</i> hanya dipakai untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan mempertebal pundi-pundi pengelolanya. Model-model pemberitaan seperti itu menurut saya berpotensi mengebiri logika masyarakat karena mengedepankan dimensi emosional pembaca. </div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote>
“There is no right, there is no wrong, there is only popular opinion”.</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Pernah dalam satu diskusi, saya berada di dalam sebuah forum diskusi bertemakan agama. Saya pikir semula member-membernya akan saling memberikan pencerahan mengenai satu dan lain hal. Tapi tidak, yang ada di dalamnya hanya menjadi semacam ajang copas (copy paste) source dari media lain, yang belum tentu bisa dilegitimasi sebagai media yang netral. Apa yang terjadi kemudian? Para member cenderung hanya memposting hal-hal berupa copas dari media lain, yang kemudian dikomentari member lain dengan (juga) mengcopas source dari media lain hanya sekedar untuk membantah, bukan untuk mencari intisari kebenaran. Bahkan ada salah satu member yang berkata bahwa jika ada member yang tidak sependapat maka dipersilahkan dengan bebas untuk keluar dari forum. Saya makin tidak habis pikir, ini ajang diskusi kenapa bisa jadi ajang <i>gontok-gontokan</i> dan fanatisme kelompok? Kalo memang forum dibuat untuk mereka-mereka yang “sependapat”, untuk apa menarik member? Bahkan saking sederhananya untuk mempertanyakan hal itu adalah, untuk apa harus dibuat forum? <br />
<br />
Media mungkin saja bisa menjadi ajang pemersatu, tapi jika dimanfaatkan untuk hal-hal yang cenderung negatif, maka media bisa menjadi ajang pemecah belah. Kita tidak tahu siapa owner sesungguhnya media, dan juga visi misi yang ada di baliknya. Jaman sekarang, media adalah rajanya. Opini media akan diterima banyak orang, apa yang dikatakan oleh media akan diaminkan sebagian besar penduduk bumi. Media adalah kitab suci jaman modern. Seperti quote yang mungkin tidak asing bagi pelaku media, yang menjadi judul dari tema ini. <b>Absolutely right! </b></div>
Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-52538386954713895232011-03-28T01:59:00.000-07:002011-03-28T01:59:56.043-07:00Apa yang Salah dari Ideologi?<div style="text-align: justify;">Indonesia adalah sebuah negara dengan beragam ideologi yang mewarnai kehidupan rakyatnya. Keberagaman ideologi yang kemudian menjadi permasalahan dengan mengangkat satu dua ideologi yang “disalahkan” dengan menggunakan “pembenaran” atas ideologi yang lain. Sebenarnya apa yang salah dari sebuah ideologi toh ideologi tak akan pernah bisa dihapus. Mengingat definisi dari Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Masih tidak bisa berpikir jernih apabila mengaitkan kesalahan ideologi hanya karena kesalahan satu dua organisasi yang salah dalam menerapkan sebuah pemahaman ideologi dalam kultur kehidupan masyarakatnya. Lebih busuk lagi manakala pengaitan kesalahan ideologi itu akibat pembelokan sejarah yang tidak bisa lagi diluruskan akibat ulah dari penguasa demi mempertahakankan kekuasaan absolutnya. Pembelokan sejarah yang diiringi pembungkaman pola pikir serta ide cerdas bahkan cenderung juga pencucian otak dengan menggunakan media-media yang menjadi makanan sehari-hari masyarakatnya. Akibatnya tidak akan pernah terjadi pelurusan sejarah karena generasi mudanya tidak diperbolehkan untuk mengupas serta mengetahui kajian sejarah yang sebenar-benarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kehidupan asasi manusia adalah mata air lahirnya sebuah ideologi. Ideologi dibentuk melalui pengalaman, hubungan sosial dan status dalam masyarakat. Dan hal inilah yang bersifat abstrak serta hanya tersimpan dalam benak. Ideologi adalah kepemilikan dari masing-masing individu, bukan kepemilikan dari negara maupun organisasi, meski hal terakhir juga tidak bisa disalahkan begitu saja. Sebaliknya, kesalahan dari salah satu dua manusia yang menanamkan ideologi di benaknya tidak bisa disebut sebagai kesalahan ideologi secara keseluruhan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perbedaan ideologi adalah sebuah hal yang lumrah, mengingat setiap manusia mempunyai perbedaan pada dasar hakikinya. Namun manakala perbedaan ideologi (yang diakibatkan kesalahan segelintir manusia atau akibat pembelokan sejarah) dijadikan sebagai akar permasalahan yang harus dihabisi, maka ini menjadi sebuah pemahaman yang salah dalam memahami perbedaan ideologi tersebut. Ideologi bukan sebuah benda warisan yang bisa dipaksakan kepemilikannya dari satu orang ke orang lain. Hak manusia untuk memiliki ideologi berdasarkan kehidupan asasi yang membentuknya. Maka jika menggunakan ideologi A sebagai legitimasi untuk pemberangusan terhadap ideologi B maka itu adalah sebuah usaha yang bagi saya merupakan usaha yang aneh dan sia-sia. Lalu ketika hal itu dijadikan legitimasi untuk pengambilan nyawa manusia, maka ini menjadi sebuah pembelokan atas pemahaman ideologi itu sendiri. Dalam arti lain mengambil secara paksa hak asasi manusia secara sepihak pula.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka menjadi keheranan yang sedemikian rupa apabila dewasa ini, masih saja manusia-manusia kerap mengatasnamakan ideologi salah satu yang diamini dan diyakini untuk menghilangkan ideologi lain yang sebenarnya sudah tumbuh subur sejak dahulu kala. Hal yang kemudian berubah menjadi miris dan ngeri manakala itu dilakukan dengan membunuh dan membunuh serta membunuh, dengan mengatasnamakan ideologi satunya. Apakah ideologi bisa mempunyai salah? Apabila memang ada orang-orangnya yang salah, apakah kesalahan tersebut merupakan kesalahan dari ideologi yang kemudian bisa begitu saja diwariskan? Bagaimana dengan kita yang membunuh, apakah hal yang demikian tidak dianggap sebagai sebuah kesalahan ideologi? <i>Atau kita sendiri tengah mengalami krisis ideologi?</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>sumber: </i></div><div style="text-align: justify;"><i>1. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi">Wikipedia</a> </i></div><div style="text-align: justify;"><i>2. <a href="http://mediasastra.com/ulasan_buku/teori_sastra/tentang_ideologi_marxisme_struktural_psikoanalisa_dan_cultural_studies">Media Sastra</a></i></div>Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-85022957384220282162010-12-13T02:06:00.000-08:002010-12-13T02:14:24.616-08:0013 Desember 2010<div style="text-align: justify;">Kemarin. Panas sengatan dari <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">entup</i> matahari tidak begitu ganas seperti biasanya. Cenderung malah tersipu malu. Sebuah lembar pewarta harian aku buka di selembar sebelum terakhir. Tajuknya mengatakan, akan ada kumpul massa besar di DPRD di esok hari. Otakku langsung <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">mengoprak</i> berkas-berkas ingatan yang masih tersisa dari berita sehari-hari. Tentang keistimewaan Jogja yang sedang digaruk-garuk oleh penguasa. Kenapa? Apa karena gak berdaya <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">nggaruk-garuk</i> yang lain macam Gayus ama Century, kemudian mengalihkan ke yang lain? Selalu seperti inikah trik dari rezim-rezim yang pernah berkuasa di Indonesia? Yang jelas aku harus merencanakan dengan sematang-matangnya rute mana yang yang harus aku lalui di esok hari demi menghindari gegap gempita tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><a name='more'></a><br />
Hari ini. <b>13 Desember 2010</b>. Malioboro demikian lengang dengan tidak beraktivitasnya toko-toko di sepanjang Malioboro demi menghormati iring-iringan massa pendukung penetapan menuju sidang di DPRD. Rute <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">dalan tikus</i> adalah rute terfavorit yang aku tempuh demi menuju ke kantor. Dengan sedikit muter-muter di dalam area Pasar Beringharjo, akhirnya sampai jugalah aku di kantor. Fiuh...belum macet ternyata. Selang waktu seusai menjejalkan pantatku ke kursi kuli, <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">mbuka</i> lepi lalu bermain aksara, jam di lepi telah menunjukkan pukul 11 waktu setempat. Terdengar sayup-sayup yel yel dan sorakan dari iring-iringan. Dengan penuh semangat, segera kulangkahkan kaki sedikit berlari menuju jalan besar Malioboro. Ci..luk..baa...</div><div style="text-align: justify;"><br />
Salut. Ini adalah sebuah iring-iringan termegah, untuk menuntut sesuatu dari pemerintah, yang berjalan tertib dan tanpa arus kemarahan. Dan ini adalah sebuah suasana dan aura demo yang 'aneh' ketika ada ibu-ibu tua dari desa, bapak-bapak berbusana adat jawa, para petani dengan peci dan blangkonnya, waria, anak-anak jalanan hingga para Polisi yang terlihat murah senyum, beriringan santai tanpa aura kemarahan, tanpa suasana kerusuhan serta hiruk pikuk seperti yang biasa aku lihat di Jakarta atau tempat lain. Bahkan pedagang asongan yang turut menjajakan dagangannya, para pemulung yang mengambil gelas-gelas plastik air mineral ataupun para pengguna jalan yang hendak menyeberang jalan pun tetap dihormati serta tidak dibentak-bentak. Hal ini sendiri sudah merupakan salah satu sisi keistimewaan Jogja dari sisi-sisi istimewa yang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
Terharu. Ini adalah wujud guyup rukunnya warga Jogja manakala daerahnya diobok-obok oleh manusia lain yang sayangnya sama sekali tidak mengetahui asal muasal sejarah mengenai keistimewaan Jogja. Tidak mengerti dengan tidak ingin mencoba mengerti adalah 2 hal yang tentunya sangat berbeda. Sama aja dengan tidak belajar dan tidak ingin belajar. Sebuah iringan massal sebagai bentuk kepedulian masyarakat Jogja terhadap daerahnya. Dan kemuakan rakyat kepada pemerintah sepertinya sudah sedemikian parah hingga munculnya Sidang Rakyat ini. Kemuakan pada sistem pemerintahan yang semena-mena, kemuakan pada dewan-dewan yang selalu saja mengatasnamakan rakyat demi mengeruk keuntungan dari duit negara, dan masih banyak lagi. Juga kepada manusia-manusia Jogja yang telah ‘nyaman’ duduk di istana atau di parlemen sebagai perwakilan dari partai yang mengambil nama dari anti-monarki, yang hingga sampai saat ini lebih memilih ‘bungkam’ daripada harus <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">eyel-eyelan</i> dengan juragan partainya sendiri yang lebih memilih mancal ke Surabaya untuk <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">dodolan bacot</i> tentang kemenangan Timnas. <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Waaakakakaka....</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
Bagaimanapun juga Jogja harus tetap kompak dan solid. Jogja tetap istimewa dipandang dari sudut manapun. Jogja istimewa dari segala sudut pandang, tidak hanya gubernur saja. Tata krama, guyup rukun, <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">tepo seliro</i>, dan masih banyak lagi keistimewaan Yogyakarta yang tidak bisa kita jumpai di sidang paripurna DPR atau sidang-sidang lain yang selalu saja mengatasnamakan rakyat demi untuk mengeruk keuntungan bernama uang.</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><h3 class="UIIntentionalStory_Message" data-ft="{"type":"msg"}"><span class="UIIntentionalStory_Names" data-ft="{"type":"name"}"> </span><span class="UIStory_Message"><span style="font-size: small; font-weight: normal;"><span style="font-family: inherit;">"Djokjakarta mendjadi termasjhur oleh karena djiwa - kemerdekaannya. Hidupkanlah terus djiwa - kemerdekaan itu!" Soekarno 28/12 '49</span></span></span></h3></blockquote>Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-5260733619668365462010-12-08T23:19:00.000-08:002010-12-09T02:55:50.938-08:00Sejarah Keistimewaan Yogyakarta<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNug76XSXiSf79fip4BkbOVSjW-0QCJGB_Fw9nnvI4mGXYSP7kDdFWER5jbsvg7uRoRmakmwAjw72QnO86wHA26NdXsgj8zQuHFCL_ZCr8UvGJl3duM_OFayWW_3vNkUD42TqTuPyUp8A/s1600/DIY.png" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNug76XSXiSf79fip4BkbOVSjW-0QCJGB_Fw9nnvI4mGXYSP7kDdFWER5jbsvg7uRoRmakmwAjw72QnO86wHA26NdXsgj8zQuHFCL_ZCr8UvGJl3duM_OFayWW_3vNkUD42TqTuPyUp8A/s1600/DIY.png" /></a></span></td></tr>
<tr style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Lambang </i></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><i>Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta</i></span></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Filosofi <a href="http://sakisaku.blogspot.com/2010/12/kacang-ojo-lali-karo-kulite.html#more">Kacang Ojo Lali Karo Kulite</a> memang tidak hanya dalam kebudayaan saja. Akhir-akhir ini sebuah topik bahasan muncul dari statemen manusia yang "dilegalisasi" sistem pemerintahan sebagai presiden, tentang keinginan sepihak untuk mencabut sebuah status keistimewaan yang telah lama disandang oleh sebuah daerah bernama Yogyakarta. Pernyataan kontroversi yang benar-benar egois dan tidak berbobot itu adalah sebagai berikut: <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">"Nilai-nilai demokrasi tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, tidak boleh ada sistem monarki yang bertabrakan dengan konstitusi mau pun nilai-nilai demokrasi."</i> Baiklah, sebelum menilai lebih lanjut tentang statemen tersebut mari sejenak kita lihat, baca dan renungkan terlebih dahulu latar belakang munculnya status keistimewaan Yogyakarta</span><i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">.</i></span><br />
<span style="font-size: small;"><i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> </i></span><br />
<span style="font-size: small;"><i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></i></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><a name='more'></a></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Daerah Istimewa Yogyakarta</i> adalah sebuah provinsi yang berdasarkan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Selain itu ditambahkan pula mantan-mantan wilayah Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Praja Mangkunegaranyang sebelumnya merupakan <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">daerah kantong</i> di Yogyakarta.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta asal mulanya dari tahun 1945, bahkan sebelum itu. Beberapa minggu setelah <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Proklamasi 17 Agustus 1945</i>, atas desakan rakyat dan setelah melihat kondisi yang ada, Hamengkubuwono IX mengeluarkan dekrit kerajaan yang dikenal dengan <a class="extiw" href="http://id.wikisource.org/wiki/Amanat_5_September_1945" title="s:Amanat 5 September 1945">Amanat 5 September 1945</a>. Isi dekrit tersebut adalah <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">integrasi monarki Yogyakarta ke dalam Republik Indonesia</i>. Dekrit dengan isi yang serupa juga dikeluarkan oleh Paku Alam VIII pada hari yang sama.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Dekrit integrasi dengan Republik Indonesia semacam itu sebenarnya juga dikeluarkan oleh berbagai monarki di Nusantara, walau tidak sedikit monarki yang menunggu ditegakkannya pemerintahan Hindia Belanda setelah kekalahan Jepang.</span></div><span style="font-size: small;"><br />
Pada saat itu kekuasaan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat meliputi:</span><br />
<span style="font-size: small;">1. Kabupaten <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Yogyakarta" title="Kota Yogyakarta">Kota Yogyakarta</a> dengan bupatinya <i><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">KRT Hardjodiningrat</span></i></span><br />
<span style="font-size: small;">2. Kabupaten <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sleman" title="Sleman">Sleman</a> dengan bupatinya <i><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">KRT Pringgodiningrat</span></i></span><br />
<span style="font-size: small;">3. Kabupaten <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bantul" title="Bantul">Bantul</a> dengan bupatinya <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">KRT Joyodiningrat</i></span><br />
<span style="font-size: small;">4. Kabupaten <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gunungkidul" title="Gunungkidul">Gunungkidul</a> dengan bupatinya <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">KRT Suryodiningrat</i></span><br />
<span style="font-size: small;">5. Kabupaten <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kulonprogo" title="Kulonprogo">Kulonprogo</a> dengan bupatinya <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">KRT Secodiningrat</i></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Sedangkan kekuasaan Kadipaten Pakualaman meliputi:</span><br />
<span style="font-size: small;">1. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pakualaman,_Yogyakarta" title="Pakualaman, Yogyakarta">Kabupaten Kota Pakualaman</a> dengan bupatinya <i><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">KRT Brotodiningrat</span></i></span><br />
<span style="font-size: small;">2. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Adikarto" title="Kabupaten Adikarto">Kabupaten Adikarto</a> dengan bupatinya <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">KRT Suryaningprang</i></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dengan memanfaatkan momentum terbentuknya <i>Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Daerah Yogyakarta</i> pada 29 Oktober 1945 dengan ketua <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Moch Saleh</i> dan wakil ketua <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">S. Joyodiningrat</i> dan <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Ki Bagus Hadikusumo</i>, maka sehari sesudahnya, semufakat dengan Badan Pekerja KNI Daerah Yogyakarta, Haamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mengeluarkan dekrit kerajaan bersama (dikenal dengan Amanat 30 Oktober 1945 yang isinya <i>menyerahkan kekuasaan Legeslatif</i> pada Badan Pekerja KNI Daerah Yogyakarta. Mulai saat itu pula kedua penguasa kerajaan di Jawa bagian selatan mengeluarkan dekrit bersama dan memulai persatuan dua kerajaan.<br />
<br />
Semenjak saat itu dekrit kerajaan tidak hanya ditandatangani kedua penguasa monarki melainkan juga oleh ketua Badan Pekerja KNI Daerah Yogyakarta sebagai simbol persetujuan rakyat. Perkembangan monarki persatuan mengalami pasang dan surut. Pada 18 Mei 1946, secara resmi nama Daerah Istimewa Yogyakarta mulai digunakan dalam urusan pemerintahan menegaskan persatuan dua daerah kerajaan untuk menjadi sebuah daerah istimewa dari Negara Indonesia. Penggunaan nama tersebut ada di dalam Maklumat No 18 tentang Dewan-Dewan Perwakilan Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta ( </span><span style="font-size: small;"><i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">lihat</i> <a class="extiw" href="http://id.wikisource.org/wiki/Maklumat_Yogyakarta_Nomor_18_Tahun_1946" title="s:Maklumat Yogyakarta Nomor 18 Tahun 1946">Maklumat Yogyakarta Nomor 18 Tahun 1946</a>). Pemerintahan monarki persatuan tetap berlangsung sampai dikeluarkannya UU No 3 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengukuhkan daerah Kesultanan Yogyakarta dan daerah Paku Alaman adalah bagian integral Negara Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><br />
<span style="font-size: small;"><b>Pasal 1 UU No 3 Tahun 1950</b></span> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">"(1) Daerah yang meliputi daerah Kesultanan Yogyakarta dan daerah Paku Alaman ditetapkan menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta. (2) Daerah Istimewa Yogyakarta adalah setingkat dengan Provinsi."</i></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><br />
<b>Membahas tentang Pasal 18 UUD 1945</b></span> <span style="font-size: small;"></span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri sejak 1755 didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I. Kadipaten Pakualaman, berdiri sejak 1813, didirikan oleh Pangeran Notokusumo, (saudara Sultan Hamengku Buwono II ) kemudian bergelar Adipati Paku Alam I. </span></div></div><span style="font-size: small;"><br />
Pemerintah Hindia Belanda saat itu mengakui Kasultanan maupun Pakualaman, sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangga sendiri. Semua itu dinyatakan dalam kontrak politik. Terakhir kontrak politik Kasultanan tercantum dalam Staatsblad 1941 No 47 dan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 Nomor 577. <br />
<br />
Dengan dasar pasal 18 Undang-undang 1945, DPRD DIY menghendaki agar kedudukan sebagai Daerah Istimewa untuk Daerah Tingkat I, tetap lestari dengan mengingat sejarah pembentukan dan perkembangan Pemerintahan Daerahnya yang sepatutnya dihormati. </span> <span style="font-size: small;"><br />
<br />
Pasal 18 undang-undang dasar 1945 itu menyatakan bahwa "pembagian Daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem Pemerintahan Negara dan hak-hak asal-usul dalam Daerah-daerah yang bersifat Istimewa". </span> <span style="font-size: small;"><br />
<br />
Sebagai Daerah Otonom setingkat Propinsi, DIY dibentuk dengan Undang-undang No.3 tahun 1950, sesuai dengan maksud pasal 18 UUD 1945 tersebut. Disebutkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta adalah meliputi bekas Daerah/Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman</span> <span style="font-size: small;">.</span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> Nah sekarang mari kita cermati lagi statemen dari orang yang dilegalisasi sebagai presiden tersebut. Statemen yang dilontarkan ketika masyarakat Yogyakarta tengah dilanda bencana Merapi itu kira-kira logis dan masuk akal atau justru seolah-olah statemen dari seseorang yang mempunyai kekhawatiran yang tidak jelas ditambah ketidakpahaman akan sejarah serta tidak terlalu cerdas? Silakan mengambil kesimpulan sendiri-sendiri. Yang jelas, dengan atau tanpa manusia bertitel presiden atau sebuah status negara, <span style="font-size: large;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Yogyakarta tetap Istimewa</span></span>.</span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> Sumber: </span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">1. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Daerah_Istimewa_Yogyakarta">Wikipedia</a>, </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">2. <a href="http://blog-sejarah.blogspot.com/2010/12/keistimewaan-yogyakarta-bagaimana.html">Blog Keistimewaan Yogyakarta</a> (copas)</span></div>Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-85163309642291160262010-12-08T22:55:00.000-08:002010-12-08T22:55:27.486-08:00Kacang Ojo Lali Karo Kulite<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaRFPxT0IEKDWvXRhLwj9psTYC_1s-cCRdZsJK8OAAUHGIHWC4AUbz5t77BLhSesQqPXHbXOAF8ZLEjM1zTJ4RBHmX7yeg0_IvpYqrwmKaGHm_RupLTKvroYq2qm3BHs9JFmJJ7vjCzHA/s1600/semar+aksara+jawa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaRFPxT0IEKDWvXRhLwj9psTYC_1s-cCRdZsJK8OAAUHGIHWC4AUbz5t77BLhSesQqPXHbXOAF8ZLEjM1zTJ4RBHmX7yeg0_IvpYqrwmKaGHm_RupLTKvroYq2qm3BHs9JFmJJ7vjCzHA/s200/semar+aksara+jawa.jpg" width="175" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Semar dalam Kaligrafi Jawa</i></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Filosofi Jawa ini bisa diartikan sebagai berikut, <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">“Sesuatu yang ada itu jangan pernah melupakan darimana dia berasal”</i>. Filosofi tersebut mempunyai makna yang dalam dan teramat luas. Jangan berusaha melupakan asal usulmu. Dan filosofi ini cenderung telah terlupakan bahkan oleh orang Jawa sendiri. Banyak hal yang sering saya jumpai di sekitar. Saya akan coba <i>njelentrehke</i> merunut dari apa yang saya tahu dan warisi. Baik dari kebudayaan yang saya warisi maupun dari agama yang saya anut.</span><br />
<span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a name='more'></a> Banyak orangtua yang memberi nama untuk anaknya dengan mengambil referensi dari negara lain, misal Arab, Inggris, Amerika, dan lain lain. Memang benar nama adalah doa. Tapi bukankah bahasa Tuhan adalah bahasa universal yang berarti mempunyai makna dari rumpun bahasa manapun? Yang bisa dimaknakan, orang bisa memberikan doa kepada anaknya lewat pemberian nama dari rumpun bahasa manapun juga. Pemberian nama Jawa sudah mulai ditinggalkan. Mungkin sebagian orang menganggap bahwa nama Jawa terlalu <i>ndeso</i> dan <i>wagu</i>. Sebenarnya adalah karena orang terlalu mudah mengkultuskan kebudayaan bangsa lain-lah yang mengakibatkan orang juga mudah merendahkan kebudayaan bangsa sendiri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Pudarnya kebudayaan berbahasa Jawa yang baik dan benar, dengan menggunakan <i>Kromo</i> dan <i>Kromo Inggil</i>. Sudah sangat jarang sekali saya jumpai orang yang pandai berbahasa jowo kromo dan jowo kromo inggil bahkan di lingkup daerahnya sendiri. Itu baru orangtua, belum yang anak dan muda mudi. Apalagi menuliskannya dalam bentuk aksara Jawa. Orangtua bahkan sistem pendidikan sekarang cenderung menitikberatkan pada bahasa Indonesia (sebab memang merupakan bahasa nasionalisme kita) dan bahasa asing (Inggris dan Arab). Tapi bahasa Jawa? </span></div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-cOmFvzim-1uF55itIVpe-ASgtRBtrJiJgJtmtcAbDb-PcZxvc7W1N1F9L5HLBYz8djP1jGYZybhlP9J7XLxBSXpTEW9Lpo27JtlDjh-3BOg7GjyJeDhKfFc1-Fk7S_g_AJZbaXMrEIA/s1600/tumpeng+small.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="139" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-cOmFvzim-1uF55itIVpe-ASgtRBtrJiJgJtmtcAbDb-PcZxvc7W1N1F9L5HLBYz8djP1jGYZybhlP9J7XLxBSXpTEW9Lpo27JtlDjh-3BOg7GjyJeDhKfFc1-Fk7S_g_AJZbaXMrEIA/s200/tumpeng+small.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Tumpengan</i></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Mulai dihilangkannya ritual dalam kebudayaan Jawa seperti <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">nyadran<span style="font-family: inherit;">,</span> kenduri<span style="font-family: inherit;">,</span> tumpengan</i>, dan masih banyak lagi. Jika ada beberapa golongan yang menilainya sebagai sebuah bentuk kemusyrikan (keingkaran kepada Tuhan), saya cenderung menyanggah pendapat tersebut. Tradisi nyadran merupakan simbol adanya hubungan dengan para leluhur, sesama, dan Yang Mahakuasa atas segalanya. Nyadran merupakan sebuah pola ritual yang mencampurkan budaya lokal dan nilai-nilai Islam, sehingga sangat tampak adanya lokalitas yang masih kental Islami. Budaya masyarakat yang sudah melekat erat menjadikan masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dari kebudayaan itu. Dengan demikian tidak mengherankan kalau pelaksanaan nyadran masih kental dengan budaya Hindhu-Buddha dan animisme yang diakulturasikan dengan nilai-nilai Islam oleh Wali Songo. Secara sosio-kultural, implementasi dari ritus nyadran tidak hanya sebatas membersihkan makam-makam leluhur, selamatan (kenduri), membuat kue apem, kolak, dan ketan sebagai unsur sesaji sekaligus landasan ritual doa. Nyadran juga menjadi ajang silaturahmi keluarga dan sekaligus menjadi transformasi sosial, budaya, dan keagamaan. Kenduri adalah perjamuan makan untuk memperingati peristiwa, minta berkat, dan sebagainya, dengan menujukan doanya kepada Tuhan dalam kepercayaan masing-masing. Nyadran dan kenduri merupakan ekspresi dan ungkapan kesalehan sosial masyarakat di mana rasa gotong- royong, solidaritas, dan kebersamaan menjadi pola utama dari tradisi ini. Ungkapan ini pada akhirnya akan menghasilkan sebuah tata hubungan vertikal-horizontal yang lebih intim. Dalam konteks ini, maka akan dapat meningkatkan pola hubungan dengan Tuhan dan masyarakat (sosial), sehingga akhirnya akan meningkatkan pengembangan kebudayaan dan tradisi yang sudah berkembang menjadi lebih lestari. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"></span></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dalam konteks sosial dan budaya, keduanya dapat dijadikan sebagai wahana dan medium perekat sosial, sarana membangun jati diri bangsa, rasa kebangsaan dan nasionalisme (Gatot Marsono). </span></div></blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dalam prosesi ritual atau tradisinya kita akan berkumpul bersama tanpa ada sekat-sekat dalam kelas sosial dan status sosial, tanpa ada perbedaan agama dan keyakinan, golongan ataupun partai. Tumpengan adalah ritual selamatan dengan menyajikan (nasi) tumpeng sebagai makanan utamanya. Tumpeng disini bentuknya mengerucut ke atas menuju pucuk cabe yang mengandung filosofi memohon doa menuju 1 titik ialah <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tuhan Yang Maha Esa</i>. Bahwa kesemuanya adalah kepunyaan Tuhan dan kepada Dia-lah kita akan kembali.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Sungguh ironis memang apabila manusia yang dilahirkan di suatu daerah namun tidak memahami bahkan cenderung melupakan kebudayaan asli dari daerah tempat dimana dia dilahirkan. Melupakan apa yang sudah dia dapatkan di daerah itu dan malah memuja kebudayaan dari tempat lain yang terkadang malah tidak sesuai dengan budaya ketimuran sendiri. Cenderung meninggalkan sejarah yang telah membentuk fisik rohani semenjak dia lahir. Melupakan sejarah yang telah membentuk kepribadian ketimuran asalnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Maka sudah seyogyanya kebudayaan ketimuran bangsa sendiri itu dijunjung serta <i>diuri-uri</i>, dilestarikan keberadaannya. Untuk apa memuja kebudayaan bangsa lain yang belum tentu itu baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah jati diri kebangsaan negeri sendiri. Yang pasti bukan menjadi bayangan saya apabila kebudayaan bangsa sendiri ini di kemudian hari menjadi hilang lenyap tergerus kebudayaan bangsa lain. Jangan sampai kebudayaan daerah yang merupakan identitas diri manusia menjadi hilang dan dianggap sudah tidak penting lagi. Semoga dengan merenung ini, kita semua bisa mengerti dan memahami filosofi dari <i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">“Kacang Ojo Lali Karo Kulite”</i>.</span></div>Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-60622797691709241892010-12-08T02:50:00.000-08:002010-12-13T02:14:24.617-08:00WikiLeaks<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZJQy-3awUNDLMHTheShCVYfCtart-f3lGqZIHoE4k1YY-V71yeTIIb0N32WAhYA6HQdXcc6PJedLlUZvtvEn5YFc6Rg6dibYzfEwfbbLS6hEoCkPfoYOeVxOTurwRnDbGlZEd2W0kLZg/s1600/wikileaks.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZJQy-3awUNDLMHTheShCVYfCtart-f3lGqZIHoE4k1YY-V71yeTIIb0N32WAhYA6HQdXcc6PJedLlUZvtvEn5YFc6Rg6dibYzfEwfbbLS6hEoCkPfoYOeVxOTurwRnDbGlZEd2W0kLZg/s320/wikileaks.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Pada bulan<b> Desember 2006</b> terdapat sebuah situs di internet yang mengumpulkan materi informasi yang dikategorikan rahasia oleh pemerintah atau perusahaan. Situs internet itu bernama <b>WikiLeaks</b>. Pendirinya adalah seorang mantan hacker, yang juga seorang jurnalis dan aktivis internet, dari Australia bernama<i> Julian Assange</i>, yang sangat memperhatikan kerahasiaan narasumbernya. Mantan hacker ini mengatakan, ia sangat suka mengembangkan sistem yang besar dan membuat repot para penguasa. Tahun lalu Assange menerima penghargaan media dari organisasi Amnesty International. Dua tahun lalu kepala redaksi WikiLeaks ini dianugrahi penghargaan <i>“Index on Censorship"</i> dari majalah berita The Economist.<br />
<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;">WikiLeaks beroperasi dengan mendapatkan bantuan dana dari berbagai kalangan seperti para pegiat hak asasi manusia, wartawan investigatif, ahli teknologi, dan khalayak umum. WikiLeaks adalah bagian dari organisasi Sunshine Press. Setiap orang boleh mengirimkan informasi ke WikiLeaks tanpa harus menyebutkan nama, namun ada sebuah tim -yang terdiri dari para sukarelawan berupa wartawan dan staf WikiLeaks sendiri- yang memutuskan apakah dokumen itu layak dimuat atau tidak di situs mereka. Media baik lokal maupun international menyebutkan bahwa organisasi WikiLeaks mempunyai lebih dari 250ribu dokumen rahasia Amerika Serikat yang dikirimkan oleh kantor-kantor duta besarnya diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada bulan <b>April 2010</b> WikiLeaks mempublikasikan informasi yang kontroversial. Yaitu, rekaman video serangan mematikan sebuah helikopter di Baghdad terhadap sekelompok warga sipil, dua orang di antaranya pekerja kantor berita Reuters. Sejak itu, lebih dari tujuh juta mengakses video tersebut di portal Youtube. Sejak tanggal 29 Mei lalu, serdadu Amerika Serikat, Bradley Manning, ditahan di penjara militer di Kuwait karena dituduh membocorkan rekaman tersebut kepada WikiLeaks. Manning dituntut hukuman penjara 52 tahun. Padahal WikiLeaks sebelumnya juga pernah mempublikasikan informasi yang lebih kontroversial. Salah satunya adalah dokumen perusahaan minyak Trafigura mengenai transportasi limbah beracun yang mematikan ke Pantai Gading. Bahkan WikiLeaks juga pernah mempublikasikan pedoman militer Amerika Serikat mengenai penjara kontroversial Guantanamo di Kuba.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bahkan Indonesia pun turut kena dengan rencana Julian Assange untuk membongkar 2500 dokumen rahasia yang dikirimkan Kedubes AS di Indonesia ke AS dari tahun 1990 - 1999, diantaranya tentang masalah Timur Leste, dokumen rahasia tentang jatuhnya Pemerintahan Soekarno ke Soeharto, isu terorisme, krisis moneter di Asia Tenggara tahun 1998 dan masih banyak lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akibatnya pula si direktur WikiLeaks, Julian Assange, ditetapkan menjadi Buronan International, dengan tuduhan utama membongkar dokumen-dokumen rahasia Amerika Serikat. Namun Menteri Luar Negeri Australia, Kevin Rudd, menyatakan Assange yang juga warga negara Australia, tidak bersalah merilis situs tersebut, sebab oknum dari Pemerintah Amerika Serikatlah yang membocorkan dokumen sehingga sampai ke tangan WikiLeaks. Meski sekarang kabarnya, si direktur Assange, sudah menyerahkan diri kepada polisi Inggris sekira pukul 09.30 waktu setempat kemarin setelah surat perintah penangkapan dikeluarkan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yup, demikian sekilas tentang WikiLeaks.<br />
<br />
sumber:<br />
1. <a href="http://international.okezone.com/read/2010/12/08/18/401271/soal-wikileaks-australia-salahkan-amerika">OkeZone</a><br />
2. <a href="http://eksplore.blogspot.com/2010/12/apa-itu-wikileaks-trending.html">Eksplore</a><br />
3. <a href="http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/07/28/127090-apa-itu-wikileaks">Republika Breaking News</a></div>Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-44946951682990459312010-12-06T21:11:00.000-08:002010-12-13T02:14:24.617-08:00Sejarah Animasi (part 2)<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6iEXRbxLdv04D5_QpL854w7Hl0K67-tLirO_gd-QkeKJiRBqRZi_m4dACLoFhRLpd4L5VeHiHvxXTwDGEzOwK6gU5P-2DtrwltbzyoHhkliUTYPGpxbEklM-y7ooJ44tXsBNDh25Y-tY/s1600/BlogLogo2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="170" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6iEXRbxLdv04D5_QpL854w7Hl0K67-tLirO_gd-QkeKJiRBqRZi_m4dACLoFhRLpd4L5VeHiHvxXTwDGEzOwK6gU5P-2DtrwltbzyoHhkliUTYPGpxbEklM-y7ooJ44tXsBNDh25Y-tY/s400/BlogLogo2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b>Frame Frame Animation</b></i></td></tr>
</tbody></table><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4bBvJFkM9lsJT_hVS8aqujYyqsEcGXwqTD-odg5xCuFqRf5UmD926IVDRzw0Sn-cKa81bcKUFr03tDiu1k7JxOYwZJtqhLs3k-6LW6m8NH0hrGlgehxxGAQeZm6okXlugY3VoAQtDmu4/s1600/copp24hc.gif" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4bBvJFkM9lsJT_hVS8aqujYyqsEcGXwqTD-odg5xCuFqRf5UmD926IVDRzw0Sn-cKa81bcKUFr03tDiu1k7JxOYwZJtqhLs3k-6LW6m8NH0hrGlgehxxGAQeZm6okXlugY3VoAQtDmu4/s200/copp24hc.gif" width="171" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b>Animasi Sederhana</b></i></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">Perkembangan animasi tersebut juga termasuk berkembangnya keinginan untuk terus menggambar format-format baru. Tercatat <i>Emilie Reynauld</i> dari Perancis yang berlanjut ke <i>Thomas Alva Edison</i> dan <i>Lumiere</i>, adalah orang-orang yang mengawali pembuatan film dengan menggunakan listrik. Sebuah kamera merekam <i>motion picture</i> di atas film, yang semula berjumlah 12 gambar per detik kemudian dikembangkan menjadi 16 gambar per detik, hingga menjadi 24 gambar setiap detik demi membuat gerakan gambarnya menjadi halus. Sehingga bila dikalkulasikan semuanya adalah 1440 gambar tiap menitnya, atau sekitar <b>86.400 gambar</b> per detiknya untuk durasi 1 jam. </div><br />
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu untuk memanipulasi 24 gambar tersebut, beberapa animator dan kebanyakan dari limited animation animator membuatnya jadi 12 gambar dengan menggunakan gaya gerakan animasi <i>“in two”</i> yang memotret tiap gambarnya sebanyak 2 kali, sehingga akan tetap didapatkan 24 meski tidak sehalus 24 gambar aslinya (full animation). Dan gaya “in two” inilah yang turut dikembangkan studio-studio animasi di Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Sebenarnya secara umum, masyarakat Indonesia sebenarnya sudah diperkenalkan pada film animasi global, sejak lama. Seni <i>Wayang Kulit</i> dan <i>Wayang Golek</i> sebenarnya merupakan cikal bakal daripada animasi itu sendiri. Namun seusai Indonesia merdeka, barulah terpetik keinginan untuk membuat film animasi full sendiri. Setelah mengalami berbagai perubahan, <i>Pusat Film Negara (PFN)</i> mengirim <i>Pak Ooq (Dukut Hendronoto)</i> ke studio <i><b>Walt Disney</b></i> di Amerika untuk belajar teknik pembuatan film animasi pada tahun 1950-an. Sepulang dari Amerika, Pak Ooq mulai membuat beberapa film animasi dengan teknik cel animation dengan durasi sepanjang 5 menit berjudul<i> Si Doel Memilih</i> (sebuah iklan propaganda Pemilu).<br />
<br />
Nama lain yang juga masih konsisten menggeluti animasi dan kartun adalah <i>Dwi Koendoro</i> dengan karya fenomenalnya <i>Panji Koming</i>, <i>Batu</i> (film animasi dengan <i>kamera 8mm</i>) tahun 1974, <i>Trondolo</i> (1975) serta <i>Beruang</i> (bersama <i>Pramono</i> dengan teknik object animation) tahun 1976. Ada juga <i>Suyudi </i>(<i>Pak Raden</i>) dengan animasi berteknik <i>handpuppet animation</i>-nya berjudul <i>Si Unyil</i>. Setelah era tersebut, mulai bermunculanlah begitu banyak <i>Production House</i> yang menggeluti animasi di Indonesia, seperti yang pernah dikenal: <i>Index Production House </i>(serial<i> Bima 2000 </i>dan serial<i> Sunan Kalijaga</i>), <i>Radian – Dina Mariana </i>(serial non-fiksi <i>Aikon</i>), <i>Red Rocket</i> (studio animasi di Bandung dibawah pimpinan <i>Poppy Palele</i>), <i>Bening</i> (serial legenda rakyat), <i>Urakurek</i> (serial <i>Mahabharata</i>), <i>Kasatmata</i> (film layar lebar <i>Homeland</i>), <i>MSVpictures</i> (<i>Jatayu</i> dan <i>Petualangan Abdan</i>), <i>Dreamlight World Media Jogjakarta</i> (<i>TVC World Cup 2010 Nusantara</i> dan Serial <i>DUFAN</i>) dan masih banyak lagi.<br />
<br />
Dewasa ini kesukaran utama tentang dunia animasi di Indonesia adalah bagaimana cara agar animasi lokal bisa ditayangkan oleh stasiun-stasiun televisi nasional. Bahan dasar yang utama, yaitu kertas, telah mulai naik harganya. Kebutuhan hidup semakin naik yang berarti “kesejahteraan” untuk para animatornya juga harus semakin naik, meski itu belum selalu terjadi di beberapa studio animasi. Dan sistim pembelian dari stasiun-stasiun televisi nasional sedikit banyak tidak bisa menutup biaya produksi per episodenya. Dari sisi script pun demikian. Masih banyak animasi lokal yang kurang digemari peminatnya di Indonesia sendiri. Kurangnya riset dan survey cerita yang diminati masyarakat bisa menjadi salah satu pemicunya. Akibatnya yang kerap terjadi adalah studio-studio animasi itu mengerjakan animasi sebatas hanya sebagai ”penjahit”, artinya hanya sebatas mengerjakan order proyek bukan sebagai kreator full. Lebih ironis lagi bahwa mereka termasuk mengerjakan dari negara lain, diantaranya Jepang dan Malaysia. Namun tidak bisa disalahkan dan tentu saja bisa dimaklumi karena studio animasi juga butuh sesuatu untuk bisa tetap <i>survive</i> diantara terjangan perkembangan dunia advertising dan multimedia. Sudah seharusnya pemerintah memperhatikan dunia kreatif terutama di dunia seni dan teknologi, tidak melulu berkutat di infrastruktur. <b>Tetaplah semangat para animator!</b><br />
<br />
sumber: <br />
1. Buku The Technique of Film Animation (John Halas)<br />
2. Buku Keajaiban Animasi (Gatot Prakosa)<br />
3. Animix (Dwi Koendoro “Berkenalan dengan Animasi”)</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">4. <a href="http://elevenhoursaway.blogspot.com/">Eleven Hours</a></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">5. <a href="http://animatedcartoons.blogspot.com/">Animated Cartoons</a><br />
</span></div>Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-91139941861281951232010-12-04T02:06:00.000-08:002010-12-07T23:29:55.580-08:00Sejarah Animasi (part 1)<div style="text-align: left;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1EYIEW95N9-rV7ghq5we_9HZRFi32_l_J0lzGDsmOkg0nOq-4UcW7QUqgM-rMuPcDyBF18Zr8uEEK-TjhqA9Tt0avU3Iv_UlFPXMzDy13TA3byTlUsrmdRQJOdN6xIpn1GRQyXC0-JIY/s1600/preh4rp.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1EYIEW95N9-rV7ghq5we_9HZRFi32_l_J0lzGDsmOkg0nOq-4UcW7QUqgM-rMuPcDyBF18Zr8uEEK-TjhqA9Tt0avU3Iv_UlFPXMzDy13TA3byTlUsrmdRQJOdN6xIpn1GRQyXC0-JIY/s1600/preh4rp.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b>Gambar Buruan</b></i></td></tr>
</tbody></table>Segala sesuatu yang memiliki unsur gerak, bernafas dan memiliki jiwa bisa dikatakan memiliki unsur animasi. Bila dijabarkan lebih jauh, animasi bisa juga diartikan berhubungan dengan kehidupan. Dengan demikian pengertian animasi menjadi tak terbatas karena masalah kehidupan juga sangat tidak terbatas. Di Eropa, orang percaya bahwa masyarakat dahulu sudah mengenal animasi, yang dibuktikan dengan ditemukannya gambar-gambar berupa hewan-hewan buruan yang lari dengan kaki-kaki yang banyak di atas badan seekor bison atau babi hutan pada kurun waktu ±20.000 tahun yang lalu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7UHvNbM-10VjTcdX8hlEAVuEbc5zSwYESKVn-OGdMYLMdTNPxSpYk_8jDoG-rYWKcYb4E5QBqYmyeq-ty6SwWxRUBJeIMHZtveIbrX21BNX_1rQWnm_hHRIHIJ9pqTlNjqwvqkunN5fg/s1600/cinema2.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="227" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7UHvNbM-10VjTcdX8hlEAVuEbc5zSwYESKVn-OGdMYLMdTNPxSpYk_8jDoG-rYWKcYb4E5QBqYmyeq-ty6SwWxRUBJeIMHZtveIbrX21BNX_1rQWnm_hHRIHIJ9pqTlNjqwvqkunN5fg/s320/cinema2.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b>Visual dari Zootrope</b></i></td></tr>
</tbody></table><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgICpswRmbXx0X0Gf1naPZm0JF_C92TBMg2xMIdruhOE6SPBmAby6wp8w1IgNFXnxiRPx8OoiUaFjPwsI_7c2dGDzLBBa9HW8jVHJfQ_tFksLquHN-pwJ_B5cO7nOulHmPyeHOo63meAD8/s1600/phena01e5de.gif" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgICpswRmbXx0X0Gf1naPZm0JF_C92TBMg2xMIdruhOE6SPBmAby6wp8w1IgNFXnxiRPx8OoiUaFjPwsI_7c2dGDzLBBa9HW8jVHJfQ_tFksLquHN-pwJ_B5cO7nOulHmPyeHOo63meAD8/s1600/phena01e5de.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><i>Animasi Zootrope</i></b></td></tr>
</tbody></table>Embrio film animasi sendiri dikenal di daratan Eropa melalui penemuan <i>Antanuasus Kircher</i> yang membuat <i>Magic Lantern</i> pada tahun 1640. Alat yang berupa lentera dimana cahaya disorotkan pada gambar satu persatu (seperti pertunjukan slide). Pada tahun 1824 <i>Peter Mark Roget</i> meneliti tentang kemampuan mata kita menangkap gerak atau disebut sebagai <b><i>persistence of vision</i></b>. Kemudian <i>Thaumatrope</i> temuan <i>John A. Paris</i> pada tahun 1824, <i>Joseph Plateau</i> pada tahun 1826 dengan <i>P<span id="search" style="visibility: visible;">henakistoscope</span></i> dan membuat <i>Zootrope </i>oleh <i>Pierre Desvignes</i> tahun 1860.</div><br />
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6NuwU5de2oCNYZEOlCWhhEeCkAdB6d8eMLsMe6uqeRHjjcEVie8Eq2Rbwcg9h-w8Ekw15urrHHzy0hlBTSKzy4B2Cj_eEOEXPYetiIAtjBWvHt_wsbejJWf4xkIcmUzHT532Jss4KXnE/s1600/Otto+Messmer+%2526+Pat+Sullivan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="146" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6NuwU5de2oCNYZEOlCWhhEeCkAdB6d8eMLsMe6uqeRHjjcEVie8Eq2Rbwcg9h-w8Ekw15urrHHzy0hlBTSKzy4B2Cj_eEOEXPYetiIAtjBWvHt_wsbejJWf4xkIcmUzHT532Jss4KXnE/s200/Otto+Messmer+%2526+Pat+Sullivan.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span class="fullpost"><i>Otto Messmer</i> dan <i>Pat Sullivan</i></span></b></td></tr>
</tbody></table><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5sens0Gvfhe2SwqsTyfD2knVRp8rg21TG6_wda7RVFiYDNpqMjqgaX1bIfnrgA9wBT2w9ARxE_PjREfDcN02gi_g1cSIvZYrQHxwG3mkKCfkeV3DOlXSbwX8Zp3GMBXwhIHay0LCH-vA/s1600/waltdisney.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5sens0Gvfhe2SwqsTyfD2knVRp8rg21TG6_wda7RVFiYDNpqMjqgaX1bIfnrgA9wBT2w9ARxE_PjREfDcN02gi_g1cSIvZYrQHxwG3mkKCfkeV3DOlXSbwX8Zp3GMBXwhIHay0LCH-vA/s200/waltdisney.jpg" width="155" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b>Walt Disney</b></i></td></tr>
</tbody></table><span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"> Tahun 1914 muncullah <i>McCay</i>, orang pertama yang mencoba mengembangkan karakter tokoh dalam filmnya secara emosional. Kemudian ada pula <i>Otto Messmer</i> dan <i>Pat Sullivan</i> yang menciptakan karakter kartun <b><i>Felix The Cat</i></b>. Disusullah karakter emosional itu oleh <b><i>Walt Disney</i></b> dengan mengembangkan kehalusan bentuk DNA karakter yang diciptakannya melalui prinsip gambar animasi <b>24 frame per detik</b> serta mengejar realita bentuk yang menyerupai manusia, meskipun karakter yang digunakan adalah benda mati.<br />
</span><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBeIWVJQvQkXjZYDf24ppOOkznXS2ZCnpeRf5OPYe0ZK0t_7LNmXql327RlJKTkRjQbhvkVFFd3ojyrz_qFJOFkmf7vu60Ku4qhJSs_ExFKmaMzZ_UyGtSZRS_z-6WIHT4lVRXM8-gOW0/s1600/1219barbera.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBeIWVJQvQkXjZYDf24ppOOkznXS2ZCnpeRf5OPYe0ZK0t_7LNmXql327RlJKTkRjQbhvkVFFd3ojyrz_qFJOFkmf7vu60Ku4qhJSs_ExFKmaMzZ_UyGtSZRS_z-6WIHT4lVRXM8-gOW0/s200/1219barbera.jpg" width="183" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><b>Hanna Barbera</b></i></td></tr>
</tbody></table><span class="fullpost"> Seiring berkembangnya teknik 24 frame per detik milik Disney itu kemudian muncullah studio-studio animasi seperti <b><i>Hanna Barbera</i></b> yang dianggap “mengkhianati” pakem animasi karena menggunakan jumlah gambar yang lebih terbatas jumlahnya (limited animation). Gaya animasi ini kemudian dikembangkan oleh para animator di Eropa dan Asia (Jepang terutama - dengan style <i>manga/anime</i>nya), termasuk di dalamnya adalah <b>Indonesia</b>.<br />
<br />
<b>(bersambung...)</b><br />
<br />
</span><br />
<br />
<br />
<span class="fullpost">sumber: <br />
1. Buku The Technique of Film Animation (John Halas)<br />
2. Buku Keajaiban Animasi (Gatot Prakosa)</span><br />
<span class="fullpost">3. <a href="http://animatedcartoons.blogspot.com/">Animated Cartoons</a></span><br />
<span class="fullpost">4. <a href="http://www.reuben.org/">The National Cartoonist Society</a><br />
</span></div>Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-27050678092731891672010-12-03T22:41:00.000-08:002010-12-07T23:31:46.389-08:00Alanis Morissette - UninvitedLike anyone would be<br />
I am flattered by your fascination with me<br />
Like any hot blooded woman<br />
I have simply wanted an object to crave<br />
But you're not allowed<br />
You're uninvited<br />
An unfortunate slight<br />
<br />
Must be strangely exciting<br />
To watch the stoic squirm<br />
Must be somewhat heartening<br />
To watch shepard meet shepard<br />
But you're not allowed<br />
You're uninvited<br />
An unfortunate slight<br />
<br />
Like any uncharted territory<br />
I must seem greatly intriguing<br />
You speak of my love like<br />
You have experienced like mine before<br />
But this is not allowed<br />
You're uninvited<br />
An unfortunate slight<br />
<br />
I don't think you unworthy<br />
I need a moment to deliberate <br />
<br />
<span class="fullpost">download <a href="http://m1.li.ru/b/6/mp3/3/27529/2752913_Alanis_Morissette__Uninvited.mp3">Alanis Morissette - Uninvited</a><br />
</span>Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-58548128368805467842010-12-03T04:38:00.000-08:002010-12-08T02:15:55.721-08:00Scott Pilgrim vs. The World (2010)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNzZ3iukS9OM-yBC9WWoUvPCd5GctqsO5YapMbTqyuutM-gsafYP94QoU1bHaNkwB5HxQmD8rCTq_MS__sE01tSF-GJEIQQOUWx2kcplki5N2r8m7fzLNL1egOhnbsiCA3po_J5LARQXo/s1600/scott-pilgrim-poster-300x300.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNzZ3iukS9OM-yBC9WWoUvPCd5GctqsO5YapMbTqyuutM-gsafYP94QoU1bHaNkwB5HxQmD8rCTq_MS__sE01tSF-GJEIQQOUWx2kcplki5N2r8m7fzLNL1egOhnbsiCA3po_J5LARQXo/s200/scott-pilgrim-poster-300x300.jpg" width="200" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;">Kali ini kembali sebuah film layar lebar ditayangkan, yang merupakan adaptasi dari komik grafis dan game. Sebuah film berjudul <b>“Scott Pilgrimm vs The World” </b>yang merupakan adaptasi dari game dan novel grafis dengan judul <i>Scott Pilgrimm</i> karangan <i>Bryan Lee O’Malley</i>, berhasil diterbitkan oleh <i>Universal Studio</i>. Setelah sebelumnya sempat gagal dengan film adaptasi game berjudul “Street Fighter”, kini Universal Studio menggandeng <i>Edgar Wright </i>(Shaun of the Dead) sebagai sutradara untuk membidani film Scott Pilgrimm vs The World ini.<br />
<br />
Diceritakan bahwa Scott Pilgrimm (<i>Michael Cera</i>) adalah seorang cowok malas berusia 22 tahun yang gemar bermain video game serta bermain bas pada sebuah band indie local bernama Sex Bob-omb. Untuk ukuran cowok seusianya Scott tergolong mengagumkan. Sekalipun belum pernah kesulitan dalam memikat cewek untuk jadi pacarnya. Seperti ketika dia pacaran dengan seorang cewek keturunan Thionghoa bernama Knives Chau (<i>Ellen Wong</i>) yang kemudian sering diajaknya untuk nonton dia latihan bersama band indie-nya. Hal yang dilakukannya pun masih sama saja seperti ketika belum punya pacar. Jalan-jalan, maen game, dan maen band bersama teman-temannya.<br />
<!– more –><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8IG8_8iWgSTMgj1U6MSN5eJXJzME98m0jgx-YqjBHaWVYWdWVRJmZfuFdQM2nScC69VsBp2KaRRTb44tGh4I05vbBVwAwIr4vXqh4YLcm5eHJRWoN44Jm9LOJx665YVrTKB47A3zSOhg/s1600/Bosses-620x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8IG8_8iWgSTMgj1U6MSN5eJXJzME98m0jgx-YqjBHaWVYWdWVRJmZfuFdQM2nScC69VsBp2KaRRTb44tGh4I05vbBVwAwIr4vXqh4YLcm5eHJRWoN44Jm9LOJx665YVrTKB47A3zSOhg/s320/Bosses-620x.jpg" width="320" /></a></div><br />
Sampai pada suatu ketika, Scott bermimpi bertemu dengan seorang cewek unik, tomboy serta berambut warna, bernama Ramona Flowers (<i>Mary Elizabeth Winstead</i>). Dan sepertinya Scott jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Ramona, saat dia benar-benar bertemu Ramona di sebuah pesta. Lalu bagaimana hubungannya dengan Knives? Banyak yang mengasihani Knives karena serasa jadi cewek yang gak dianggap oleh Scott. Banyaknya saran dari sahabat-sahabatnya agar Scott putus dengan Knives pun direalisasikan oleh Scott. Selanjutnya Scott pun mulai mendekati Ramona. Semula Ramona tidak terlalu memperdulikan Scott, sampai kemudian diterimanya Scott menjadi cowoknya tapi dengan syarat. Syaratnya adalah Scott harus mengalahkan <b><i>“Seven Evil Exes”</i></b> yang merupakan 7 mantan pacar jahat dari Ramona. Scott harus menerima tantangan bertarung dari ketujuh mantan Ramona tersebut dan mengalahkan mereka. Dan para anggota Seven Evil Exes adalah Matthew Patel (<i>Satya Bhabha</i>), Lucas Lee (<i>Chris Evans</i>),Todd Ingram (<i>Brandon Routh</i>), Roxy Richter (<i>Mae Whitman</i>), si kembar Katayanagi bersaudara, Kyle (<i>Shota Saito</i>) dan Ken (<i>Keita Saito</i>), lalu yang terakhir adalah Gideon Graves (<i>Jason Schwartzman</i>). Maka dimulailah perjuangan Scott untuk mendapatkan hak sebagai pacar dari Ramona. Mengalahkan satu persatu dari anggota Seven Evil Exes yang bermunculan dari masa lalu Ramona dan berniat membunuhnya.<br />
<br />
Film ini hampir seperti film drama remaja yang dikemas dalam balutan gaya komikal serta adegan pertarungan yang digarap layaknya tampilan game fighting di video game. Dari awal permulaan film dengan diperlihatkannya logo Universal Studio yang menggunakan sound midi ala game, sound yang divisualisasikan dalam bentuk text ala komik, adegan gemerincing koin poin ketika berhasil mengalahkan musuh, level up, bonus skill seperti di game RPG (roll playing game), hingga perubahan adegan dan transisi yang cepat gaya slice komik yang menakjubkan. Film ini terlihat eye candy sekali. Selain itu film ini dikemas dengan sangat pas takarannya. Durasi yang pas dan gak panjang, dan seperti biasa tidak ada adegan pembicaraan yang berlarut-larut. Lelucon yang cepat meskipun konyol, tapi gak bodoh.<br />
<br />
Secara keseluruhan film ini merupakan film drama percintaan remaja dengan bumbu-bumbu efek special ala komik dan game yang benar-benar menghibur. Dan tanpa disadari, film Scott Pilgrimm vs The World yang merupakan adaptasi dari komik Scott Pilgrimm karya Bryan Lee O’Malley besutan sutradara Edgar Wright ini berhasil membuat sineas-sineas besar yang sudah dikenal kalangan luas, seperti Kevin Smith, Quentin Tarantino dan Jason Reitman yang sempat melontarkan komentar positif, menaruh minat tinggi pada film-film adaptasi komik atau game. Sepertinya film ini layak untuk disaksikan, apalagi untuk para pecinta game dan komik, selain karena visualnya keren juga sisi hiburannya benar-benar tinggi.</div>Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-27305227821140508042010-12-03T04:31:00.000-08:002010-12-03T04:31:05.029-08:00Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 1 (2010)<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9fbr7GcdPiwwpi6fn9fg6v98XeqMuBZD4BK1pfgWzWjwRGhCHxSYfIYFHa0DIzP2P3wlry5ig8uEt6eRsIPdIHfRTbraRTRzsXD4zgnJrbx6s6dsjwUGeU5ju1ZcMMO8Nz2wCOBS7iqY/s1600/harry-potter-and-the-deathly-hallows41.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="140" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9fbr7GcdPiwwpi6fn9fg6v98XeqMuBZD4BK1pfgWzWjwRGhCHxSYfIYFHa0DIzP2P3wlry5ig8uEt6eRsIPdIHfRTbraRTRzsXD4zgnJrbx6s6dsjwUGeU5ju1ZcMMO8Nz2wCOBS7iqY/s400/harry-potter-and-the-deathly-hallows41.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><blockquote><span style="font-size: small;"><span><b>Xenophilius Lovegood:</b><i>” The Elder Wand, the most powerful wand ever made. The Resurrection Stone. The Cloak of Invisibility. Together, they make the Deathly Hallows. Together, they make one master of death “</i></span></span></blockquote></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: small;">Sepertinya tidak terlalu berlebihan jika Harry Potter disebut-sebut sebagai franchise of the decade, bagaimana tidak? lihat saja torehan fantastis yang sudah berhasil dicapai oleh kisah penyihir muda yatim piatu rekaan novelis J.K Rowling ini. Terhitung hingga kini sudah enam film telah dihasilkan oleh Warner Bros. Pictures, dan semenjak pemunculan perdananya, Harry Potter and the Philosopher’s Stone tahun 2001, sampai pada Harry Potter and the Half-Blood Prince tahun lalu, franchise ini sudah berhasil ‘menyihir’ jutaan fans fanatiknya di seluruh dunia untuk menyaksikan bagaimana kisah Harry Potter tumbuh dewasa bersama mereka, dan juga bagaimana mereka tumbuh dewasa bersama kisah Harry Potter selama 9 tahun ini, dan hasilnya memang tidak main-main, sampai seri ke enamnya, 5,4 Milliar Dollar berhasil diraup oleh studio berlogo perisai emas ini dalam peredarannya di seluruh dunia, dan juga bagaimana kejayaan Harry Potter berhasil melambungkan nama ke tiga aktor dan aktris utamanya, Daniel Radcliffe, Rupert Grint dan Emma Watson menjadi aktor/aktris terkenal di dunia. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="”fullpost”"><span style="font-size: small;"><br />
Seperti sebuah ungkapan bijak yang pernah di ucapkan oleh karakter Morpheus dalam trilogi The Matrix, “everyhing has beginning has an end”, dan seperti itu pula yang terjadi pada kisah petualangan epik satu ini yang telah mencapai (separuh) akhirnya tahun ini. Ya, Harry Potter and the Deathly Hallows: part 1 menjadi bagian pertama dari installement pemungkas kisah penyihir dengan bekas luka petir di dahinya ini. Kisah yang tentunya sudah ditunggu-tunggu para muggle penggemarnya di tahun 2010 ini meskipun untuk bagian pertama ini tidak hadir dalam versi 3D seperti yang sebelumnya sudah dijanjikan karena alasan keterbatasan waktu untuk dapat mengkonversinya dengan sempurna.<br />
<br />
Secara garis besar The Deathly Hollows: part 1 mengisahkan petualangan Harry (Daniel Radcliffe) dan kedua sahabatnya, Ronald Weasley (Rupert Grint) dan Hermione Granger (Emma Watson) untuk mencari dan menghancurkan Horcrux, rahasia tergelap yang juga merupakan kelemahan terbesar pangeran kegelapan, Lord Voldemort (Ralph Fiennes) yang tersisa sesuai dengan perintah yang telah diberikan oleh kepala sekolah mereka, Albus Dumbledore (Michael Gambon) mereka sebelum kematiannya. Kali ini Hary, Ron, Hermione tidak lagi berpetualang di sekolahnya, karena Hogwards sudah dikuasai oleh rezim Voldermort dengan Snape sebagai kepala sekolah baru yang sudah tentu tidak mungkin bagi Harry untuk kembali lagi kesana. Mereka bertiga kemudian berpergian dan mengunjungi tempat-tempat berbahaya, dan juga harus berhadapan dengan para pengikut-pengikut setia serta para pelahap maut dari yang namanya tidak boleh di sebutkan.<br />
<br />
Dibaginya kisah The Deathly Hollows: part 1 menjadi dua bagian rupanya tidak hanya menguntungkan Warner Bros. dari segi pendapatan saja, namun ternyata juga memberikan dampak positif yang cukup signifikan bagi berkembangnya kisah ke-7 Harry Potter ini menjadi jauh lebih baik dibanding seri-seri sebelumnya, setidaknya kali ini duet David Yates dan Steve Kloves sebagai sutradara dan penulis naskah mendapatkan kesempatan lebih banyak dibanding seri-seri sebelumnya untuk dapat menuangkan elemen-elemen penting dalam novelnya ke dalam filmnya. Hasilnya, viola!! The Deathly Hollows: part 1 mampu menjelma sebagai instalemen terbaik diantara enam seri pendahulunya.<br />
<br />
Terlihat sekali jika Yates begitu menikmati mengarap kisah terkakhir franchise satu ini. Tanpa harus terburu-buru Yates membiarkan kisahnya berjalan dalam tempo lambat tanpa harus kehilangan tensi ketegangan yang sudah dibangunnya dengan baik dari menit-menit awal. Konflik-konfilk utama yang terdapat dalam novelnya, meskipun tidak semua berhasil disajikan namun elemen-elemen utamanya sudah berhasil dirangkum dengan ringkas dan baik sepanjang 146 menit tanpa terkesan di kejar-kejar waktu dan dipaksakana seperti kebanyakan kasus yang dialami para predesornya.<br />
<br />
Dalam bagian pertama dari The Deathly Hollows kita sama sekali tidak akan melihat Hogwarts, sebagai gantinya banyak kita jumpai rangkaian pemandangan-pemandangan alam liar Inggris yang berhasil di sajikan dengan sinematografi sangat indah sekaligus kelam disaat bersamaan, seakan-akan Yates ingin menggambarkan sebuah dunia yang dipenuhi ketakutan dan kegelapan dalam cengkeraman kekuasaan Voldermort yang sedang menaungi dunia para penyihir dan manusia pada saat itu, apalagi dukungan efek CGI kembali mampu menjadi faktor kuat yang membuat segala keajaiban dunia sihir Harrry Potter berhasil ditampilkan dengan sempurna, baik itu adegan-adegan aksi spektakuler yang melibatkan adu mantra-mantra sihir, kejar-kejaran diudara sampai salah satu yang paling mengesankan buat saya adalah kisah “Tale of the Three Brothers” yang di sajikan dengan tampilan animated sequence yang sangat menarik.<br />
<br />
Sudah menjadi rahasia umum bahwa franchise Harry Potter adalah tempat dimana aktor dan aktris kenamaan Inggris Raya berkumpul menjadi satu. Selain tiga karakter utamanya, Daniel Radcliffe, Rupert Grint dan Emma Watson dan karakter-karakter lama lainnya, The Deathly Hollows kembali dimeriahkan dengan kehadiran karakter baru seperti Bill Nighy sebagai Rufus Scrimgeour sang mentri sihir, John Hurt sebagai Ollivander sang pembuat tongkat sihir dan Rhys Ifans sebagai Xenophilius Lovegood yang walaupun perannya bisa dibilang tidak banyak tapi sudah cukup memberikan daya tarik tersendiri.<br />
<br />
Overall, The Deathly Hollows: part 1 sejauh ini adalah yang terbaik dari seluruh instalemen Harry Potter yang ada. David Yates selaku sutradara sukses memanfaatkan momentum di bagi duanya kisah epik petualangan penyihir paling dicintai didunia ini dengan menghadirkan separuh kisah seri terakhir ini dengan baik. Jelas sebuah ‘bekal’ yang kuat bagi para penontonnya untuk menghadapi grand finale yang akan hadir tahun depan. Let’s get ready for the final one!!<br />
<br />
sumber: Movie Enthusiast's Blog</span> <br />
</span></div>Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-45099819850688953962010-11-30T04:38:00.001-08:002010-11-30T04:38:41.919-08:00Tanda Hidup<i>Buat gadis batas kota</i><br />
<br />
Layaknya sebuah perjalanan....Hidup membutuhkan tanda<br />
Aku dan dirimu telah melewati lajur jalan yang semula berbeda<br />
Sampai kemudian batas persimpangan muncul dan mempertemukan kita<br />
Sebagai manusia sudah kita lewati sebagian perjalanan yang seharusnya<br />
<br />
Kini kita akan kembali memberi tanda<br />
Bukan sebuah hidup yang baru....tapi sebuah hidup yang semestinya berjalan<br />
Juga bukan sebuah awal....tapi batas perjalanan ketika kita memang harus berdua<br />
Dan kita yakin keberduaan akan membuat kita lebih menikmati perjalanan iniPlenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-66677179721669912112010-11-30T00:03:00.001-08:002010-11-30T00:03:22.682-08:00AboutTidak ada yang istimewa dalam blog ini, selain daripadanya hanya mencoba melepaskan segala ide, narasi dan kompleksitas pikiran dalam bentuk coretan yang bermakna dan sekiranya bisa dimaknakan. Sekedar manusia biasa yang berusaha mengeksiskan apa yang dia lihat, cerna dan rasakan di kehidupan ini menjadi narasi pendek dan sedikit menyentil.Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1835938283464148417.post-77101826571975547052010-11-24T02:16:00.001-08:002010-11-24T02:16:53.984-08:00Pesan Dari Bumi<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><b><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Detik waktu yang tak pernah kembali</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Merepih hari menanti matahari</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Pergilah gelap redalah duka ini</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Tuhan tolong maafkan kami</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Tuhan jangan Kau beri marah lagi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Karna kami bumiMu tlah tersakiti</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">SamudraMu pun tlah kami lukai</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Dengan murkaMu Kau ingatkan kami</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Ampuni kami Duhai Tuhan kami</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Redakanlah duka yang tlah terberi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Tolonglah kami ... Bangkitkanlah kami</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6pt;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif";">Biarkanlah kami sambut esok hari</span></div>Plenug dan Dirinyahttp://www.blogger.com/profile/13001808270610881819noreply@blogger.com0